$type=grid$count=3$cate=0$rm=0$sn=0$au=0$cm=0 $show=home

Kenapa Saham Bank Big Caps (BBCA, BMRI Cs) Kompak Merah Usai BI Tahan Suku Bunga?

BAGIKAN:

Pasar merespon negatif keputusan BI menahan suku bunga. Saham BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI kompak turun. Pahami mengapa sinyal 'higher for longer' bank

Analisis: Kenapa Saham Bank Big Caps (BBCA, BMRI Cs) Kompak Merah Usai BI Tahan Suku Bunga?

Analisis: Kenapa Saham Bank Big Caps (BBCA, BMRI Cs) Kompak Merah Usai BI Tahan Suku Bunga?

Oleh: Tim Pustaka Finansial | Dipublikasikan: 22 Oktober 2025

Pasar saham, khususnya sektor perbankan, baru saja memberikan reaksi instan terhadap keputusan terbaru Bank Indonesia (BI). Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terbarunya, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI-7 Day Reverse Repo Rate) di level 6,25% (angka ini adalah contoh).

Sesaat setelah pengumuman, papan perdagangan langsung diwarnai merah. Saham-saham bank raksasa atau big caps—seperti BBCA (Bank Central Asia), BMRI (Bank Mandiri), BBRI (Bank Rakyat Indonesia), dan BBNI (Bank Negara Indonesia)—terpantau kompak bergerak ke zona negatif.

Bagi investor pemula, ini mungkin sedikit membingungkan. Bukankah suku bunga yang tinggi seharusnya menguntungkan bank? Mengapa ketika BI menahan suku bunga (yang berarti tetap tinggi), sahamnya justru turun?

Jawabannya tidak sesederhana itu. Mari kita bedah mengapa pasar merespon negatif.

Hubungan Suku Bunga dan Saham Bank

Secara teori, bank diuntungkan oleh suku bunga tinggi. Logikanya sederhana:

  • Bank mendapat untung dari Net Interest Margin (NIM), yaitu selisih antara bunga yang mereka dapatkan dari pinjaman (kredit) dan bunga yang harus mereka bayarkan ke nasabah (deposito).
  • Saat suku bunga acuan naik, bank bisa menaikkan bunga kreditnya, sehingga NIM berpotensi melebar.

Namun, pasar saham tidak only melihat kondisi saat ini. Pasar saham "membeli" ekspektasi dan masa depan.

Alasan Sebenarnya: Sinyal "Higher for Longer"

Reaksi negatif pasar hari ini bukan karena BI menahan suku bunga. Reaksi ini muncul karena ekspektasi pasar yang tidak terpenuhi.

Pasar mungkin berharap BI akan memberikan sinyal pelonggaran (mulai berpikir untuk menurunkan suku bunga) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketika BI memutuskan untuk tetap menahan suku bunga, ini mengirimkan sinyal kuat yang oleh pasar dibaca sebagai "higher for longer"—suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Inilah mengapa sinyal "higher for longer" menjadi sentimen negatif bagi bank:

1. Tekanan pada Biaya Dana (Cost of Funds)

Suku bunga yang tinggi berarti bank harus terus-menerus menawarkan bunga deposito yang tinggi untuk bersaing merebut dana nasabah. Ini membuat Biaya Dana (Cost of Funds) bank tetap mahal. Di sisi lain, bank tidak bisa seenaknya terus menaikkan bunga kredit, karena bisa mematikan permintaan. Akibatnya? NIM (Net Interest Margin) berpotensi tergerus.

2. Permintaan Kredit Melambat

Inilah risiko terbesar. Jika suku bunga kredit tetap mahal dalam waktu lama, dunia usaha dan konsumen akan "mengerem" rencana ekspansi atau pembelian. Perusahaan akan menunda mengambil pinjaman modal kerja, dan masyarakat akan menunda mengambil KPR atau kredit kendaraan. Bagi bank, ini berarti pertumbuhan kredit berpotensi melambat. Padahal, pertumbuhan kredit adalah "bensin" utama pendapatan bank.

3. Risiko Kredit Macet (NPL)

Suku bunga yang tinggi membebani debitur (peminjam) yang ada. Cicilan KPR, cicilan utang bisnis, dan kredit lainnya menjadi lebih berat. Jika ini bertahan terlalu lama, risiko nasabah gagal bayar atau Non-Performing Loan (NPL) bisa meningkat. Peningkatan NPL akan langsung menggerus laba bank karena mereka harus menyisihkan dana pencadangan.

Mengapa BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI Paling Terdampak?

Sebagai motor utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), keempat bank ini (BBCA, BMRI, BBRI, BBNI) adalah cerminan utama kesehatan ekonomi. Mereka memiliki portofolio kredit terbesar di Indonesia.

  • Perlambatan permintaan kredit korporasi akan berdampak pada BMRI dan BBNI.
  • Perlambatan kredit UMKM akan sangat terasa bagi BBRI.
  • Perlambatan KPR dan kredit konsumer akan memengaruhi BBCA dan bank lainnya.

Ketika prospek pertumbuhan kredit melambat dan NIM tertekan, investor—terutama investor asing—cenderung melakukan profit taking atau menjual saham-saham ini, karena proyeksi laba mereka di kuartal-kuartal mendatang mungkin harus direvisi turun.

Apa yang Harus Diperhatikan Investor?

Keputusan BI hari ini adalah sinyal bahwa perang melawan inflasi dan menjaga stabilitas Rupiah masih menjadi prioritas utama. Bagi investor, ini adalah waktu untuk lebih cermat:

  1. Pantau Data Inflasi: Jika inflasi melandai, BI akan punya ruang untuk menurunkan suku bunga.
  2. Lihat Arah The Fed: Kebijakan suku bunga AS (The Fed) sangat memengaruhi langkah BI.
  3. Cermati Laporan Keuangan Bank: Lihat apakah NIM bank benar-benar tergerus dan apakah pertumbuhan kredit mereka masih sesuai target di laporan kuartal berikutnya.

Penurunan hari ini adalah reaksi jangka pendek pasar terhadap ekspektasi yang berubah. Untuk jangka panjang, fundamental bank-bank besar Indonesia masih sangat solid, namun mereka harus menavigasi periode "bunga mahal" ini lebih lama dari yang diperkirakan.

Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk tujuan edukasi dan analisis. Ini bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Lakukan riset Anda sendiri (DYOR) sebelum mengambil keputusan investasi.

Saham Bank Suku Bunga BI BBCA BMRI BBRI BBNI Analisis Saham IHSG Investasi Ekonomi Makro

Credit :
Penulis : Fikri
Gambar ilustrasi : Gemini AI

Komentar

Nama

banking,27,basic,20,development,17,kerjasama,15,komunitas,16,legal,15,partnership,19,
ltr
item
Club Biz: Kenapa Saham Bank Big Caps (BBCA, BMRI Cs) Kompak Merah Usai BI Tahan Suku Bunga?
Kenapa Saham Bank Big Caps (BBCA, BMRI Cs) Kompak Merah Usai BI Tahan Suku Bunga?
Pasar merespon negatif keputusan BI menahan suku bunga. Saham BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI kompak turun. Pahami mengapa sinyal 'higher for longer' bank
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTBvE-jvp_Wpi6gjIFX4EJgz8C2X7BRALpLOjET_HSupkV70g-2U-KEAy1YaPTvKgto3kc5qiQ4QF7q1ZyAv2QiMwZqomZeQ0RZUwT1o_4sLDNBHX5LQMuqVVJrKKoS9S_NmUDznVCxjPJ7Ta36nuxU643809DpO8h6PTs_AD4qoGh7gZGMqtogw7rK_Y/s320/Gemini_Generated_Image_wz6jdywz6jdywz6j.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTBvE-jvp_Wpi6gjIFX4EJgz8C2X7BRALpLOjET_HSupkV70g-2U-KEAy1YaPTvKgto3kc5qiQ4QF7q1ZyAv2QiMwZqomZeQ0RZUwT1o_4sLDNBHX5LQMuqVVJrKKoS9S_NmUDznVCxjPJ7Ta36nuxU643809DpO8h6PTs_AD4qoGh7gZGMqtogw7rK_Y/s72-c/Gemini_Generated_Image_wz6jdywz6jdywz6j.png
Club Biz
https://www.club.biz.id/2025/10/kenapa-saham-bank-big-caps-bbca-bmri-cs.html
https://www.club.biz.id/
https://www.club.biz.id/
https://www.club.biz.id/2025/10/kenapa-saham-bank-big-caps-bbca-bmri-cs.html
true
7663146563506820631
UTF-8
Tampilkan semua artikel Tidak ditemukan di semua artikel Lihat semua Selengkapnya Balas Batalkan balasan Delete Oleh Beranda HALAMAN ARTIKEL Lihat semua MUNGKIN KAMU SUKA LABEL ARSIP CARI SEMUA ARTIKEL Tidak ditemukan artikel yang anda cari Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec sekarang 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan lalu Fans Follow INI ADALAH KNTEN PREMIUM STEP 1: Bagikan ke sosial media STEP 2: Klik link di sosial mediamu Copy semua code Blok semua code Semua kode telah dicopy di clipboard mu Jika kode/teks tidak bisa dicopy, gunakan tombol CTRL+C Daftar isi